Tak pernah kuanggap kau pergi. Mungkin memang belum waktuku, atau semu masih mencintaiku.
Dengar diamku menerang gulita. Tak beranjak sedari malam, memuja tanpa kata. Diatas sebingkai cerita, dan huruf yang berceceran tanpa bisa kurangkai. Serpihan ini kan kuingat teguh, esok hari raga kan berlabuh. Entah kepada siapa mestinya jiwa ini kukembalikan..
Malam semakin lesu, gurat mimpi kian tergambar. Jelas bagai aliran darah, di pucat rembulan. Beku dalam genggammu, seribu bayang-bayang. Di celah sinar hangat redupmu, aku masih mengenang...
Post a Comment